Selasa, 14 Juli 2009

Seni Lukis

SENI LUKIS

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Teknik-teknik dalam melukis.

Anamorfisme
Anamorfisme berarti penyajian perspetif atau proyeksi yang terdistorsi. Lebih khusus istilah ini mengacu kepada imaji yang terdistorsi sedemikian rupa hingga hanya akan terlihat normal jika dilihat dari sudut tertentu.
Leonardo's Eye (Leonardo da Vinci, sekitar 1485) adalah salah satu contoh karya anamorfosis tertua yang pernah ditemukan.Selama abad 17th, Mural trompe l'oeil di masa Barok sering menggunakan teknik ini untuk mendapatkan kombinasi arsitektural yang sempurna dengan ilusi visual. Saat pengunjung melihat bangunan dari sudut yang tepat, maka bangunan tersebut akan menyatu dengan lukisan dekoratif yang ada. Hans Holbein the Younger adalah salah satu contoh pengguna trik anamorfisme dalam karyanya.Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St. Ignazio di Roma Rome, yang dilukis oleh Andrea Pozzo, memperlihatkan contoh ilusi ini. Diawali oleh kekhawatiran kubah yang terlalu tinggi akan mengganggu pencahayaan untuk bangunan di sekitar, maka Pozzo ditugaskan untuk membuat ilusi kubah tersebut daripada harus membangun kubah yang sebenarnya. Bagaimanapun, karena karya ini tetap bersifat dimatra, hanya pada titik tertentu saja pengunjung bisa merasakan kubah ini benar-benar nyata.Contoh lain adalah lukisan kapur di trotoar oleh Kurt Wenner dan Julian Beever di mana lukisan kapur, ubin, dan bangunan di sekitar menyatu menjadi sebuah ilusi.IMAX, Cinemascope dan format layar lebar lain bisa menggunakan teknik anamorfisme untuk menciptakan ilusi pemandangan trimatra dari slide dimatra.ex: Lukisan Andrea Pozzo dilangit-langit gereja St. Ignazio

Sotto in su
Lukisan Andrea Pozzo di langit-langit gereja St. Ignazio.Sotto in su, berarti terlihat dari bawah (atau populer pula dengan sebutan di sotto in su), adalah teknik lukisan ilusionistis yang biasanya digunakan untuk lukisan langit-langit untuk memberikan persepsi perspektif. Setiap elemen yang dilihat oleh pemirsa disusun agar memberikan ilusi yang tepat. [sunting] SejarahTeknik ini banyak digunakan pada masa Barok untuk lukisan fresko. Diperkirakan teknik ini pertama kali digunakan Andrea Mantegna dalam Camera degli Sposi (Mantua). Selain itu juga terdapat nama-nama Antonio da Corregio dalam Duomo Parma, Pietro da Cortona dengan karyanya Allegory of Divine Providence and Barberini Power di Palazzo Barberini, dan Andrea Pozzo dengan karyanya Apotheosis of St Ignatius.

Hatching
Albrecht DŸrer, Veronica, 1513. Contoh penerapan teknik hatching.Hatching (hachure dalam Bahasa Perancis) dan juga cross-hatching adalah teknik dalam lukisan dan karya grafis yang digunakan untuk memberikan efek warna maupun bayangan dengan membuat garis-garis paralel. Jika garis-garis paralel ini ditimpa dengan garis-garis paralel lain yang saling berpotongan, maka teknik ini menjadi cross hatching.Perupa menggunakan teknik ini dengan memvariasikan jarak, sudut, panjang, dan jenis-jenis garis sehingga dihasilkan gradasi bayangan tertentu.Teknik ini sangat populer pada masa Renaisans Awal.Teknik dasarKonsep utama dari hatching adalah bahwa kepadatan, jumlah, dan ketebalan garis akan sangat mempengaruhi efek bayangan yang dihasilkan. Dengan meningkatkan kepadatan, jumlah, dan jarak antar garis, maka bayangan yang dihasilkan semakin gelap, begitu pula sebaliknya.Kontras bayangan bisa pula dicapai dengan mendekatkan dua jenis hatching yang berbeda sudut garisnya. Sebagai hasilnya, variasi garis ini akan memberikan ilusi warna, yang bila digunakan secara konsisten akan mengasilkan imaji yang realistis.



BEBERAPA ALIRAN LUKISAN

A. Ekspresionisme
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.

Perupa dari abad 20 yang tergolong ekspresionis adalah:* Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse- WŠchtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele MŸnter, dan Max Pechstein.* Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka* Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky* Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers dan Hendrik Werkman* Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.* Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine* Norwegia: Edvard Munch* Swiss: Carl Eugen Keel* Indonesia: Affandi

B. Impresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra.

1 Penjelasan
2 Sejarah
3 Pengaruh teknologi dan sains
4 Pengaruh terhadap seni rupa modern
5 Ciri khas
6 Post-Impresionisme
7 Pelukis-pelukis yang pernah menganut impresionisme

1. Penjelasan
Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk lukisan yang tidak kalah menariknya.Namun Delacroix sendiri bisa dianggap gagal melepaskan diri dari pengaruh pakem seni lukis akademi karena bagaimanapun lukisannya sendiri masih berkonsentrasi pada bentuk-bentuk secara ideal.Kemudian beberapa pelukis secara radikal melanggar aturan-aturan akademis dalam pembuatan lukisan. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk secara mendetail dengan mementingkan kontur, volume, dan garis. Juga meninggalkan pengamatan struktural bentuk suatu objek. Sebaliknya, suasana didapatkan dengan menangkap kesan (impresi) cahaya yang ditangkap sekilas oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi lebih sederhana, tidak seperti lukisan naturalisme atau realisme.Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis Winslow Homer.Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.

2. Sejarah
Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, AcadŽmie des beaux-arts mendominasi kegiatan seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standarisasi tradisional lukisan-lukisan Perancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis, religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang sebelah mata. AcadŽmie des beaux-arts juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis. Semua goresan kuas sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi, dan teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna gelap dan suram lebih dihargai.Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang mendorong terbentuknya standarisasi lukisan yang tercermin dari pilihan para juri.Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya Realisme Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha membiaakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap indah. Mereka juga lebih memilih tema pemandangan dan kehidupan sehari-hari dibanding cerita sejarah.Baik kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis impresionis yang kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih mengirimkan karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri. Kelompok pelukis muda ini antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan FrŽdŽric Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre, sering melukis bersama, dan menjalin persahabatan yang erat.Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on the Grass (Le dŽjeuner sur l'herbe) karya Manet yang menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria dalam sebuah piknik. Juri beranggapan bahwa ketelanjangan bisa diterima dalam lukisan historis dan religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang melanggar norma. Manet merasa sangat kecewa dengan penolakan ini yang sekaligus menimbulkan polemik di kalangan seniman. Meskipun Manet tidak secara langsung menyebut dirinya sebagai seniman impresionis, ia sebenarnya terlibat sebagai pemimpin dalam diskusi di CafŽ Guerbois, di mana seniman-seniman impresionisme berkumpul, dan mengembangkan pengaruh impresionisme.Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III memutuskan bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-karya tersebut, dan mengadakan Salon des RefusŽs (Salon Penolakan). Kegiatan ini berlangsung bertahun-tahun, hingga kemudian pada April 1874 seniman-seniman impresionisme mendapatkan kesempatan menggelar pamerannya sendiri.Namun kaum impresionis kemudian tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini. Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon. Namun ide ini ditolak oleh Manet, sekalipun ia sendiri termasuk orang yang paling berpengaruh di kelompok ini karena berpendapat bahwa perjuangan kaum impresionis justru seharusnya dimulai dengan mendobrak tembok penjurian di Salon. Morisott, salah satu dari sedikit wanita dari kelompok CafŽ Guerbois memutuskan untuk turut serta dalam pameran, sekalipun beberapa karyanya sudah siap dipamerkan di Salon.Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis Leroy menulis review yang tidak terlalu bersahabat di surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa Impression, Sunrise (Impression, soleil levant) oleh Claude Monet tidak lebih dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa digolongkan ke dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.Istilah "Impresionis" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran, tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan kemandirian menjadi jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis bisa saja berbeda. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa digolongkan Impresionis "murni". Sementara Degas menolak pakem impresionisme yang sudah ada dengan karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik menentang Impresionisme sejak 1880an, dan tidak pernah kembali lagi kepada aliran ini.Gelora impresionisme lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya. Terutama pada pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan teori-teori baru dalam karya impresionisme dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing-masing anggota memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal impresionisme dengan memasuki masa post-impresionisme.

3. Pengaruh teknologi dan sains
Secara kebetulan, pada masa keemasan impresionisme, ditemukan pula penggunaan teknik fotografi. Pada awalnya fotografi dianggap bisa memusnahkan keberadaan seni lukis. Namun tujuan utama impresionisme yang menangkap kesan sesaat justru membuat fotografi menjadi alat bantu utama yang sangat bermanfaat. Pelukis menjadi bisa mengeksplorasi hal-hal yang biasanya hanya terjadi sesaat, seperti langkah kuda saat berlari, suasana kota yang dinamis.Selain itu teori warna juga sangat berkembang dan membantu pengembangan aliran impresionisme.

4. Pengaruh terhadap seni rupa modern
Ada banyak hal yang menyebabkan impresionisme bisa dianggap sebagai pelopor gerakan seni rupa modern lain. Antara lain berhasil mendobrak keterpakuan seni terhadap subjek yang akan dilukis. Hal ini bisa dilihat dari contoh karya Manet yang menganggap moral bukanlah sesuatu yang harus terlalu dipertimbangkan di dalam seni rupa, sebab inti dari lukisan adalah lukisan itu sendiri, bukan pesan yang akan disampaikannya. tetapi bukan berarti hal itu membuat dunia lukis menjadi dunia yang cabul, sebab kevulgaran itu sendiri bukanlah tujuan pelukis impresionisme, hanya saja jika ketelanjangan diperlukan, katakanlah untuk membantu komposisi, maka hal itu memang harus dilukiskan.Selain itu impresionisme juga mempelopori penerapan kembali teori-teori sains terbaru dalam dunia seni lukis. Antara lain pencampuran warna secara optis yang pada masa itu diperkenalkan oleh Chevreul. Hampir seluruh contoh karya impresionisme memperlihatkan kesadaran pelukisnya bahwa warna-warna, meskipun tidak dicampurkan dengan palet, namun saat didekatkan akan menghasilkan ilusi warna tertentu. Misalnya kuning yang didekatkan dengan hijau akan membuat warna kuning tersebut seolah mendekati warna hijau. Sebaliknya warna kuning jika didekatkan dengan warna ungu akan membuat warna tersebut semakin menyala dan memperlihatkan identitas kuningnya secara optis.Impresionisme juga membuat penggunaaan warna hitam di dalam lukisan berkurang jauh. Sebab seniman kemudian menyadari bahwa bagaimanapun hitam bukanlah warna. Secara visual adalah mustahil bagi seseorang untuk mendapatkan suasana dengan warna hitam.

5. Ciri khas
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.* Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.* Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).* Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.* Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.* Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.* Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.Berkas:Podkowinski sklad.JPG

6. Post-Impresionisme
Post-Impresionisme adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impresionisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec. Camille Pissarro, yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme. Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul CŽzanne, meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri.Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme namun masih mengandung unsur-unsur dasarnya.

7. Pelukis-pelukis yang pernah menganut impresionisme

* FrŽdŽric Bazille
* Jean Beraud
* Eugne Boudin
* Mary Cassatt
* Gustave Caillebotte
* Paul CŽzanne
* Lovis Corinth
* Edgar Degas
* Giuseppe De Nittis
* Frederick Carl Frieseke
* Eva Gonzals
* Armand Guillaumin
* Nazmi Ziya GŸran
* Childe Hassam
* Wilson Irvine
* Johan Jongkind
* Konstantin Korovin
* Stanislas LŽpine
* Max Liebermann
* Laura Muntz Lyal
l* ƒdouard Manet
* Jacob Maris
* Willem Maris
* Anton Mauve
* Willard Metcalf
* Claude Monet
* Berthe Morisot
* Francisco Oller y Cestero
* William McGregor Paxton
* Lilla Cabot Perry
* Camille Pissarro
* W?adys?aw Podkowin«ski
* Pierre-Auguste Renoir
* Theodore Robinson
* Auguste Rodin
* Zinaida Serebryakova
* Valentin Serov
* Alfred Sisley
* John Henry Twachtman
* J. Alden Weir
* Konstantin Yuon
* Federico Zandomeneghi

C. Fauvisme
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.

1 Definisi
2 Pengaruh
3 Tokoh Fauvisme
4 Aliran seni lukis yang berhubungan erat
5 Lihat pula
6 Pranala luar

1. Definisi
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul SŽrusier:"How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow; this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion.""Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning. Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine. Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion."Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis.Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

2. Pengaruh
Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis fauvis.Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak konsep seni rupa modern berikutnya.

3. Tokoh Fauvisme
Henri Matisse
AndrŽ Derain
Georges Braque
Albert Marquet
Henri Manguin
Charles Camoin
Henri Evenepoel
Jean Puy
Maurice de Vlaminck
Raoul Dufy
Othon Friesz
Georges Roua

4. Aliran seni lukis yang berhubungan erat
*Impresionisme
*Nabisme
*Ekspresionisme
*Neo-Impresionisme

Realisme (seni rupa)
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.

Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis meliputi nama HonorŽ de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah Gustave Courbet dan Jean Franois Millet.

Realisme dalam seni rupa
Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic.Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme.Teknik Trompe l'oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa untuk menghadirkan konsep realisme. Nikolai Ge. Conscience: Judas

Daftar pelukis realisme terkenal
Karl Briullov
Ford Madox Brown
Jean Baptiste SimŽon Chardin
Camille Corot
Gustave Courbet
HonorŽ Daumier
Edgar Degas (juga seorang Impressionis)
Thomas Eakins
Nikolai Ge
Aleksander Gierymski
William Harnett (spesialis trompe l'oeil)
Louis Le Nain
ƒdouard Manet (berhubungan pula dengan Impressionisme)
Jean-Franois Millet
Ilya Yefimovich Repin

Naturalisme (seni rupa)
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

Estetika
Estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, atau sesuatu yang berkaitan dengan keindahan.


Aliran seni lukisSurrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Aliran lain
Ekspresionisme
Impresionisme
Fauvisme
Neo-Impresionisme
Realisme
Naturalisme
De Stijl

Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Abstraksi berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya.

Pelukis Indonesia
Affandi
Agus Djaya
Basuki Abdullah
Djoko Pekik
Dullah
Hendra Gunawan
Herry Dim
Jeihan
Kartika Affandi
Lee Man Fong
Otto Djaya
Popo Iskandar
Raden Saleh
S. Sudjojono
Srihadi
Sri Warso Wahono
Trubus

Sabtu, 11 Juli 2009

CARA MENGGAMBAR TANGAN

Menggambar Tangan
Yang Proporsional

Hal yang harus diperhatikan dalam menggambar tangan adalah titik pusat dari gambar tersebut, sehingga gambar tangan yang dihasilkan akan terlihat lebih alami . Pada tutorial ini akan dibahas tentang penentuan titik-titik dalam menggambar tangan. Untuk lebih lengkapnya, ikuti langkah-langkah dibawah ini.


Langkah 1
Gambar lingkaran oval seperti gambar disamping. Letakan titik bulat didalam lingkaran oval. Titik ini berguna untuk memudahkan menentukan pusat dari jari jari yang nanti akan digambar.


Langkah 2
Gambar 5 buah garis lurus dengan berpusat pada titik pusat, dimana garis terpanjang adalah garis untuk jari tengah. Gambar lingkaran oval diatas lingkaran oval pertama.

Langkah 3
Gambar 4 garis busur yang melewati ke empat garis yang panjang. Garis busur paling luar untuk menentukan batas panjang dari jari. Berikan titik titik untuk menentukan buku-buku dari jari.



Langkah 4
Mulailah menggambar sketsa tangan dengan berpatokan pada garis garis bantu yang telah dibat sebelumnya. Hasilnya dapat dilihat seperti gambar disamping.


Langkah 5
Dari gambar disamping dapat dilihat bahwa ibu jari ditekuk ke dalam. Agar gambar terlihat lebih alami maka tentukan dahulu titik pusat rotasi pada pangkal ibu jari. Kemudian buatlah lingkaran dengan radius yang digunakan adalah ibu jari (jempol).

Langkah 6
Gambar tangan disamping dapat dimodifikasi dengan merubah posisi jari-jari tersebut menjadi saling merapat, sehingga panjang jari telujuk dan jari manis terlihat sama tinggi. Lihat gambar disamping.


"Selamat Mencoba"

Sabtu, 04 Juli 2009

KERAGAMAN SENI RUPA TERAPAN MANCANEGARA
Seni kria dapat disebut dengan seni kerajinan yang merupakan bentuk seni rupa terapan. Seni kria merupakan bagian dari seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan fisik (seni pakai) dan psikologis (seni hias/keindahan rasa). Seni kria dikerjakan dengan keterampilan atau kecekatan tangan. Pada umumnya seni kria dibuat cendrung sebagai barang produksi atau seni industri.
Seseorang pengamat atau pecinta seni dapat menghargai dan menikmati karya seni kria apabila ia mengerti , memahami dan menilai karya seni melalui kepekaan rasa estetis dan nilai guna. Kemampuan dalam kegiatan tersebut dinamakan dengan Apresiasi seni. Kemampuan dalam memahami dan menilai karya seni terapan disebut kemampuan mengapresiasi seni terapan. Apresiasi sangat penting bagi setiap orang yang mau mengerti terhadap karya seni karena dapat melatih kepekaan rasa, memberi kenikmatan, dan memperkaya jiwa serta memperhalus budi pekerti.

I. Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Menilai suatu karya seni kria, kita harus memahami proses apresiasi seni rupa secara utuh. Proses tersebut adalah pengamatan, penghayatan terhadap karya, dan pengalaman berkarya seni sehingga dapat menumbuhkan rasa kagum, sikap empati, dan simpati yang akhirnya mempunyai kemampuan menikmati, menilai, dan manghargai karya seni.

1. Setiap karya seni rupa mempunyai nilai seni yang berbeda satu sama yang lainnya. Nilai suatu karya sangat ditentukan oleh kemampuan perupa karya seni itu sendiri yang meliputi:
a. konsepsi atau gagasan;
b. kreativitas dalam penciptaan karya;
c. teknik pengerjaan yang menghasilkan corak tersendiri, namun tetap memperhitungkan sifat-sifat media/bahan;
d. keunikan dalam pengaturan komposisi dan bentuk sehingga menghasilkan karya yang tampak unik (beda dengan yang lain).
Kualitas suatu karya selain tergantung dari perupanya juga ditentukan oleh kualitas dan sifat dari media/bahan yang digunakan. Misalnya sebuah topeng yang dikerjakan dengan bahan kayu pule akan jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan menggunakan kayu meranti.

2. Kriteria Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Suatu karya seni yang tergolong ke dalam seni rupa tentu dalam pengerjaannya memperhitungkan kaidah-kaidah seni rupa, maka dalam menilai atau memilih suatu karya seni rupa yang baik dan berkualitas diperlukan apresiasi seni rupa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkarya seni rupa dan apresiasinya adalah sebagai berikut:
a. prinsip seni;
b. fungsi seni;
c. komposisi atau unsur seni

Prinsip seni atau asa seni meliputi dua hal, yaitu:
1) Komposisi (susunan)
Apa pun jenis karya seni rupa yang dikerjakan, tidak akan terlepas dari komposisi. Komposisi itu sendiri adalah susunan. Hasil karya itu akan baik dan indah apabila pengaturan atau penyusunan unsur-unsur seni rupa dalam satu kesatuan. Unsur-unsur pokok dalam seni rupa adalah titik, garis, bidang, arah, bentuk, ukuran, warna, gelap-terang, dan tekstur. Seseorang yang menyusun unsur tersebut berarti ia menciptakan bentuk atau desain. Komposisi dapat dihasilkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengaturan atau penyusunan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) keseimbangan (balance);
b) kesatuan (unity);
c) irama (ritme);
d) kontras (berbeda jauh)
e) serasi (harmony)

2) Unsur-unsur seni rupa
a) Garis merupakan unsur yang dapat memberi batasan atau kesan suatu bentuk, seperti kesan garis tipis beda dengan garis tebal.
b) Arah merupakan susunan suatu garis atau bentuk menuju kerah tertentu sehingga akan dapat memberi kesan stabil atau dinamis, seperti arah berbelok-belok berkesan dinamis dan arah horizontal berkesan stabil.
c) Bidang, ruang (bentuk) juga merupakan kesan batasan suatu bentuk, seperti lingkaran, segitiga, benjolan, dll.
d) Ukuran merupakan kesan perbandingan suatu bentuk, seperti panjang-pendek, besar-kecil, luas-sempit, dll.
e) Gelap terang merupakan efek cahaya yang nampak pada bentuk yang dapat dicapai dengan warna gelap dan warna terang.
f) Warna merupakan unsur yang dapat memberi kesan secara menyeluruh pada suatu bentuk.

Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) warna primer (pokok) : merah, kuning dan biru;
(2) warna sekunder (campuran dua warna primer) :
- orange ( merah dan kuning )
- ungu ( merah dan biru)
- hijau ( kuning dan biru)
(3) warna tersier (campuran warna primer dan sekunder) : hijau muda, hijau tua, ungu muda, ungu tua, orange muda, orange tua.
Warna komplimenter adalah warna-warna yang berlawanan atau berhadapan dalam susunan warna.

Penggunaan warna dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna Harmonis, warna diterapkan secara naturalis seperti warna yang nampak di alam, misalnya daun berwarna hijau, langit berwarna biru, bunga berwarna merah, dsb.
b. Warna Heraldis, warna yang digunakan dalam pembuatan symbol atau lambing, misalnya merah berarti berani, putih berarti suci, biru berarti damai, hijau berarti sejuk, kuning berarti jaya, ungu berarti berkabung, dll.
c. Warna Murni, penggunaan warna secara bebas tidak terikat oleh alam atau makna tertentu, misalnya pada karya-karya seni modern.
d. Tekstur, merupakan nilai raba dari suatu permukaan (kasar halusnya permukaan benda). Tekstur ada dua, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
e. Titik, merupakan unsur yang dapat digunakan untuk memunculkan kesan suatu bentuk, seperti membuat gambar ilustrasi atau lukisan pointilisme.

Fungsi Seni
Setiap karya seni rupa mempunyai fungsi tertentu, yaitu:
1. Fungsi primer atau fungsi pribadi, yaitu fungsi untuk kepuasan pribadi bagi perupanya;
2. Fungsi Sekunder atau fungsi social, yaitu fungsi untuk kepuasan bagi orang lain yang menikmatinya atau sebagai media komunikasi;
3. Fungsi fisik atau pakai, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik.
II. MENGAGUMI KARYA SENI RUPA TERAPAN (SENI KRIA) NUSANTARA
Wilayah Nusantara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, adat-istiadat, dan seni budaya daerah yang berbeda merupakan kekayaan budaya dan kebanggaan bangsa. Berbagai daerah suku di Indonesia banyak menghasilkan karya seni kria yang masing-masing memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Seni kria di daerah pada umumnya pengerjaannya bersifat tradisional sehingga tidak banyak yang terkenal, lain halnya dengan perupa lukisan dan patung banyak yang terkenal.
Nilai artistik seni kria daerah Nusantara terletak pada motif hias atau ragam hias, teknik pengerjaan yang rumit dan unik, dan bentuk serta keindahannya yang mengagumkan.
1. Penciptaan Seni Kria
Seni kria yang diciptakan agar dapat memenuhi kepuasan pencipta dan pemakai atau penikmatnya, harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Faktor estetis (nilai keindahan yang terkandung dalam karya seni tersebut), nilai ini dapat dicapai dengan memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa dan dengan keterampilan atau kecakapan tangan;
b. Faktor artistik, nilai yang ditimbulkan oleh keindahan fisik/bentuk dan fungsi dari karya seni tersebut;
c. Faktor kegunaan, kegunaan dari karya seni tersebut mempertimbangkan aspek keluwesan, kemanan, dan kenyamanan dari pemakainya.
d. Faktor tempat, ukuran dan bentuknya harus mempertimbangkan tempat meletakkannya.
e. Faktor rasa bahan, bahan yang digunakan harus juga mempertimbangkan keindahan bentuk, fungsi dan tempat. Misalnya bahan dari rotan bentuk apa yang mau dikerjakan, fungsinya untuk apa, penempatannya di mana, dsb.
f. Faktor selera, karya seni kria yang dihasilkan harus memenuhi selera atau permintaan pemakai.

2. Perjalanan Sejarah Seni Kria Nusantara
Periode perkembangannya mengikuti perkembangan seni rupa di wilayah Nusantara yang terdiri dari:
a. Periode zaman Prasejarah
Seni kria yang dihasilkan umumnya untuk kepentingan upacara kepercayaan, perabot rumah tangga, perhiasan dan peralatan berburu/perang. Teknik pengerjaannya sangat sederhana dan bentuk hasil karyanya juga sangat sederhana;
b. Periode zaman Hindu-Budha
Seni kria yang dihasilkan umumnya untuk kepentingan upacara kagamaan, perabot rumah tangga, perhiasan dan peralatan berburu/perang. Teknik pengerjaannya sudah mengalami kemajuan dan bentuk yang dihasilkan lebih banyak dan lebih indah. Karya-karya yang dihasilkan seperti: bejana, keris, tombak, kendi, guci, perhiasan, wayang, topeng, tenun, dll.
c. Periode zaman Islam
Pada zaman ini perubahan yang terjadi pada motif hiasan yang diterapkan pada benda kria, hal ini disebabkan karena adanya larangan menggunakan motif hewan dan manusia. Seni kria yang baru muncul pada zaman ini adalah wayang kulit.
d. Periode Sekarang
Perkembangan seni kria di zaman sekarang ini sangat pesat, baik dari segi bentuk, motif/ragam hiasan , bahan, dsb. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi dan seni kria di Indonesia sekarang ini sebagai sumber devisa. Benda kria yang dihasilkan antara lain: kria ukir kayu, anyaman bambu, kerajinan kuningan, perak, emas, kerajinan kulit, kria keramik, kria tenun, kria batik, dll.